Buda Cemeng Klawu Upacara Permohonan Rejeki

Hari Raya ~ Buda Cemeng Klawu atau Buda Wage Klawu yang jatuh setiap hari Rabu pada wuku Klawu di penanggalan Bali, merupakan hari perayaan yang cukup dianggap penting oleh umat Hindu khususnya di Bali.

Pada hari ini, umat Hindu meluangkan waktu untuk mengucapkan rasa terima kasih kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa melalui manifestasinya sebagai Dewi Laksmi (dikenal juga sebagai Sang Hyang Sedana atau Rambut Sedana) yang telah memberikan kekayaan atau rejeki atau kemakmuran kepada manusia untuk bertahan hidup. Dalam perkembangannya, hari perayaan ini lebih dikhususkan pada bentuk/perwujudan uang sebagai simbol dari kekayaan atau rejeki atau kemakmuran itu sendiri.


Tak heran jika hari Buda Cemeng Klawu ini lebih banyak dirayakan oleh mereka yang membuka usaha perdagangan di Bali, misalnya pedagang di pasar (kelontong), toko sembako, pemilik warung, bahkan sampai ke perusahaan-perusahaan yang mengalirkan dana secara cepat dalam menjalankan perusahaan tersebut. Di setiap tempat yang digunakan untuk menyimpan uang diberikan sesajen khusus untuk menghormati Dewi Laksmi/Betara Sedana sebgai rasa terima kasih atas pemberian-Nya.

Satu lagi hal yang unik, dipercaya bahwa pada hari ini masyarakat Bali tidak diperbolehkan menggunakan uang untuk hal-hal yang sifatnya tidak kembali berupa wujud barang, misalnya membayar hutang atau menabung karena dipercaya uang/kekayaan tersebut nantinya tidak dapat kembali selamanya dan menghilang oleh sifat tamak/serakah kita sebagai manusia. Entah benar atau tidak, hal ini adalah mitos yang sangat menarik untuk diyakini karena mengandung unsur yang sangat kental dengan budaya tradisional masyarakat Bali.

Berikut beberapa Pura di Bali yang mengadakan upacara piodalan pada hari Buda Cemeng Klawu ini :
  1. Pura Penataran Agung, Karangasem
  2. Pura Penataran Ped, Klungkung
  3. Pura Basukihan (Besakih), Karangasem
  4. Pura Pengubengan (Besakih), Karangasem

Selain kita mengenal istilah Tri Murti yaitu Dewa Brahma, Dewa Wisnu dan Dewa Shiva, kita mengenal pula yang disebut Tri Sakti yaitu Dewi Laksmi, Dewi Saraswatti dan Dewi Parwatti. Tri Murti dan Tri Sakti merupakan satu kesatuan yang tak terpisahkan. Dalam berbagai kitab maupun buku-buku agama Hindu yang ada, memang disebutkan bahwa Dewa Brahma, Dewa Wisnu dan Dewa Shiva memiliki masing-masing seorang istri yaitu Dewi Laksmi, Dewi Saraswatti dan Dewi Parwatti dalam kehidupannya

Kapan Tri Sakti dipuja/diperingati keagungannya? Mari kita uraikan satu persatu.
Bahwa dalam kehidupannya, untuk bertahan hidup manusia memerlukan 3 (tiga) hal yaitu kekayaan/harta benda/kemakmuran, kepandaian/ilmu pengetahuan, dan kekuatan untuk mempertahankan dirinya.

Oleh karena itu, masyarakat Bali sejak turun temurun memberikan penghormatan kepada sosok Dewi yang telah memberikan ketiga hal tersebut yakni: 

~ Dewi Laksmi atau Dewi Sri, yang telah memberikan kekayaan/harta benda/kemakmuran, diperingati setiap Buda Wage Klawu
~ Dewi Saraswatti, yang telah memberikan kepandaian/ilmu pengetahuan, diperingati setiap Saniscara Umanis Watugunung

~ Dewi Parwatti atau Dewi Durga atau Dewi Uma, yang telah memberikan kekuatan untuk          mempertahankan diri, diperingati setiap Saniscara Kliwon Landep (Tumpek Landep)

Demikian Catatan Diani Made yang dapat dibagikan pada kesempatan update kali ini yang saya dapatkan dari blogwalking di blog tetangga. Semoga menambah pengetahuan sobat sekalian.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar